Cang Ato Sang Inspirator yang Tetap Menulis Di Kala Sakit
Cang Ato Sang Inspirator yang Tetap Menulis Di Kala Sakit
Sejak memasuki pertemuan ke-10 kuliah belajar menulis, konsentrasi menulis saya sedikit terbagi dengan tugas dinas dan deadline diklat lain serta challenge yang saya ikuti. Yah, saya mencoba keluar dari zona nyaman dengan mengikuti beberapa diklat dan challenge lainnya dalam waktu bersamaan. Nekad memang, tapi saya optimis, semoga Allah selalu menganugrahkan saya sehat sehingga bisa mengikuti dan menyelesaikan semua tugas dan challenge yang saya ikuti tepat waktu.
Malam ini memasuki pertemuan ke-13 untuk saya dan pertemuan ke-31 untuk peserta lainnya di gelombang 17, kita kedatangan nara sumber inspiratif dan berbeda dari nara sumber sebelumnya beliau pak Suharto S.Ag. M.Pd, biasa dipanggil Cak Ato, sedang moderatornya adalah bu Aam Nurhasanah seorang penulis pemula yang sudah menelorkan beberapa karya dan beberapa hari yang lalu dinobatkan sebagai juara 1 lomba blog.
Membaca tema yang sedikit aneh menurut saya " Menulis di kala Sakit " , dalam hati saya berpikif, kok menunggu sakit dulu baru menulis ?
Pertanyaan itu akhirnya terjawab setelah saya ikuti kuliah beliau .
Cang Ato seorang selalu ingin meningkatkan kapasitas dirinya, ini terbukti sejak tahun 2015, tepatnya sejak program literasi diluncurkan oleh pemerintah, Cang Ato yang setiap hari libur selalu mencari dan mengikuti berbagai diklat berbayar bahkan rela meninggalkan rumah dan keluarga selama berhari-hari untuk belajar. Beberapa model diklat yang diikuti Cang Ato adalah penulisan PTK, public speaking, dan writing Camp bath 6.
Hasilnya beliau bisa membuat PTK dan buku a
Antologi.
Perjalanan hidup ke depan kita benar benar rahasia Allah, tidak pernah ada yang tahu, itulah yang terjadi dalam hidup Cang Ato... Untung tak dapat diraih,malang tak dapat ditolak, saat semangat beliau membara, tiba tiba musibah menimpah hidup beliau dan datang bagai badai Tornado memporak porandakan kebahagiaan Cang Ato sekeluarga. Menurut beliau tepatnya tgl 19 Juli 2018 Seluruh badan Cang Ato lumpuh tak bisa bergerak bahkan napaspun tak bisa, hanya kepala dan kelopak mata yang bergerak. Cang Ato terserang penyakit langka yang bernama GBS ( Guillain Barre Syndrome) penyakit yang mematikan seluruh syaraf sampai napaspun harus dibantu dg mesin ventilator dan oksigen
Ya Allah membayangkannya saja saya audah merasa sesak. Semoga Cang Ato tetap semangat menerima ujian yang Allah berikan, dan saya yakin selalu ada hikmah dari setiap ujian dari Allah
Satu tahun tubuh Cak Ato lunglai, tidak bergerak sama sekali. pulang dari rumah sakitpun masih dalam kondisi sakit dan masih memakai oksigen. Dengan kepasrahan dan kesabaran istri dan keluarga, akhirnya mulailah tangan kiri bergerak diikuti tangan kanan. Butuh waktu 6 bulan tangan bisa menyentuh wajah, sementara jari jemari masih kaku.
Cang Ato menceritakan bahwa tidak banyak yang bisa dilakukannya pada saat itu, kecuali menunggu takdir dan keajaiban.Satu tahun setengah putus hubungan dengan dunia luar. Hingga pada suatu ketika Cang Ato mendengar suara bunyi Handphone istrinya. Cang Ato minta tolong kepada perawatnya untuk meletakkan handphone tersebut di atas dadanya sementara tempat tidur ditinggikan hingga Cang Ato bisa melihat Handphone.
Lalu Cang Ato mencoba menyentuh layar handphone dengan jarinya yang kaku eh, ternyata bisa. Langsung saja ketika istri beliau pulang mengajar Cang Ato meminta handphone beliau yang sejak sakit tidakk pernah di hiraukan, hingga kartu handphone Cak Ato sudah tidak aktif karena sudah lama tidak digunakan, beliau minta tolong pada istrinya untuk membeli kartu baru untuk handphone tersebut
Saat handphonenya aktif kembali, yang pertama dilakukan adalah melacak akun Facebook selama tiga hari dan akhirnya ketemu. Sejak itulah Cak Ato memposting kondisinya hingga seluruh sahabat dan murid mengetahui keadaannya. Sejak itu sahabat dan murid berdatangan menjenguk dan memberi semangat pada Cak Ato.
Selanjutnya Cak Ato berpikir apa yang harus diperbuat agar hidupnya bermanfaat walau dalam kondisi sakit. Berdasarkan pengalaman menulis buku perdana, Cak Ato menulis apa yang dikuasai, dan cukup dengan bahasa yang sederhana. Yang penting bisa dibaca dan dicerna oleh pembaca, begitulah setiap hari Cak Ato menulis cerita perjalanan penyakit yang dialami. Banyak follower yang menghampiri. Kemudian untuk mengisi hari-hari yang kosong beliau menulis artikel dengan satu tema motivasi.Jika kehabisan ide, Cak Ato membaca buku, nonton televisi, YouTube, membaca tulisan orang lain, ikut dengerin pak Mario Teguh dan Ari Ginanjar saat memberikan motivasi bahkan cak Ato dengerin topeng, lenong serta lagu Betawi karena beliau kebetulan lagi nulis cerita Betawi.
Waktu yang digunakan untuk menulis oleh Cang Ato setiap ba'dah subuh hingga pukul 07.00. terkadang sambil terapi beliau menulis. Terkadang ketika mau tidur hingga tidak bisa tidur sebelum punya ide buat menulis.
Semua tulisan yang Cang Ato hasilkan di share ke Facebook dan blog. Alhamdulillah, banyak yang senang dan menunggu tulisan beliau berikutnya. Bahkan banyak teman literasi berdatangan. Karena tulisannya juga beliau share keseluruh group guru
Di tengah perjalanan Cang Ato menulis, tiba-tiba ada orang yang beliau kenal menghubungi lewat WhatsApp dan vicoll, ternyata pak Wijaya Kusuma (om Jay) yang menghubungi beliau. Om Jay
mengajak Cak Ato bergabung ke group pelatihan menulis gelombang 8. Walau dalam kondisi sakit beliau mengikuti sebatas kemampuannya. Ketika lelah Ca Ato berhenti untuk mengikuti pelatihan, tetapi materinya simpan saja di wordpress. Cak Ato tidak setor resume.tetapi ilmunya pakai untuk memperkaya tulisan. Maka lahirlah dua karya secara bersamaan.
Maka lahirlah karya beliau dikala keterbatasan. Lelah, letih, pusing tidak menghambat untuk menulis setiap hari. Menulis itu mengalir begitu saja. Hingga Cak Ato sendiri juga bingung dibuatnya. Ya, seperti dalam mimpi saja. Hingga terkadang bertanya pada dirinya sendiri, " ini tulisan saya apa bukan "
Saat ini Cak Ato sedang menulis buku ke 4, 5, dan 6. yang ke-4 sedang diusulkan di YTPD. Yang ke 5 sedang diedit sementara yang ke-6 sedang berjalan sudah bagian ke 28 (novel Betawi) yaitu: Belajar Tak Bertepi ( kisah berguru dengan para pakar + resume yg belum dibukukan), Kisah-kisah inspiratif mendidik diri, dan sebuah novel Betawi "Aisyeh Menunggu Cinte"
Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi. Beliau sangat yakin pada kalimat sakti om Jay yang terbukti ampuh. Gara-gara menulis dalam kondisi serba keterbatasan para youtuber menghampiri Cak Ato. Mereka tertarik dan katanya apa yang dilakukannya sangat menginspirasi.
Menurut Cak Ato menulislah setiap hari dan lihatlah rezeki menghampiri. Masya Allah
Tawaranpun berdatangan seperti contoh, ada tawaran menulis naskah pembelajaran PJJ. Lumayan ada rezeki yang menghampiri. Beliau terus menulis setiap hari, hingga lupa bahwa diri ini sedang dalam kondisi sakit. Hingga tiba-tiba tubuh nya sedikit-demi sedikit mengalami perubahan yang cukup membahagiakan.
Dari pengalaman yang lakukan Cang Ato dalam menulis ada beberapa langkah yang harus di ketahui sebagai penulis pemula, yang di bagi cang Ato untuk peserta diantaranya, yaitu:
1. Tulis apa yang kita bisa dan kuasai.
Menulis apa yang kita bisa akan memudahkan kita untuk menulis.
Mulailah dengan satu paragraf terlebih dahulu. Tidak usah terlalu panjang. Gunakan bahasa yang sederhana, yang terpenting bisa dibaca dan dipahami oleh orang lain.
2. Mulailah dari apa yang pernah kita alami. Menulis yang pernah kita alami menulisnya lebih mudah tanpa harus mengeluarkan energi yang menguras pikiran.
3. Buat tema agar focus dalam tulisan. Mengambil dari pernyataan pak Akbar Zaenudin, menulis kudu buat tema terlebih dahulu hingga seluruh isi buku temanya sama.
Misal tentang motivasi, traveling, kuliner, dll.
Buku ketiga Cak Ato itu buku motivasi kebetulan di ambil dari tulisan diblog pribadi, sedikit diedit kembali lalu masukkan rumus 5 W +1 H.
4. Buat target dalam menulis.
Tujuannya agar termotivasi menyelesaikan deadline yang sudah di susun.
5. Harus bersemangat.
Menurut Cang Ato jangan berharap apa yang kita inginkan akan tercapai. Jika tidak ada faktor semangat. Semangat yang membuat beliau mampu untuk menyelesaikan tulisan menjadi sebuah buku.
Cang Ato menulis karena menurut beliau menulis disamping untuk berbagi juga untuk melupakan ujian dari Tuhan. Semangat Cang, dari jauh saya turut mendoakan Cang Ato agar segera pulih dari sakitnya...Aamiin Ya Rabbla Alaamiin
Tema :
Cang Ato Sang Inspirator yang Tetap Menulis Di Kala Sakit
Nara Sumber :
Suharto S.Ag.M.Pd
Moderator :
Aam Nurhasanah
Peresume :
Sri Hartati S.Pd.SD
Resume yang luar biasa. Lengkap lengkip bener.
BalasHapusTerimakasih supportx pak De, tilisanx msh blm rapi, karena ngetikx di hp
HapusWah, mantapp. Sangat lengkap sekali. Coba rata kiri kanan biar makin keren. Semangatt!
BalasHapusSiap bu, masih belakar, Insya Allah akan saya perbaiki
HapusMari belajar dari semangat cang ato yang dapat terus menulis dan menghasilkan karya di saat sakit.
BalasHapusSiap Om Jay, terimakasih atas kesempatan yang sdh Om Jay berikan pada saya
HapusSemoga memantik semangat kita agar terus menulis seperti Cang Ato
BalasHapusresumenya mantap, bu
Siap bu Pipit cantik, terimakasih supportx ya bu
Hapus