Kiat Menaklukkan Tantangan Menulis Buku Non Fiksi ala Bu Iin
Tidak seperti belajar menulis pertemuan pertama, maka pada kesempatan belajar menulis pertemuan kedua saya sudah siap menerima pelajaran dengan semua perlengkapan yang kiranya akan saya butuhkan, yaitu handphone dan laptop di depan, lampu belajar dan kipas angin yang sudah on, minuman dan cemilan serta tak lupa kaca mata yang paling penting harus ada, tujuannya agar saya dapat merekam langsung materi pelajaran yang diberikan oleh nara sumber sekaligus membuat resume, saya tidak mau terulang kejadian semalam karena ketidaktahuan saya, saya hanya menyimak, ternyata ada tugas membuat resume. Malam ini Om Jay mengawali pertemuan dengan salam lalu beliau menyampaikan kalau narasumber kita malam ini adalah bu Musiin dari Kediri dan moderator adalah bu Sri Sugiastuti. Selanjutnya om Jay mempersilahkan bu Musiin untuk menyampaikan materinya.
Setelah salam bu Musiin memperkenalkan diri kalau beliau adalah salah satu peserta kelas om Jay gelombang ke-8, yang pernah mendapat tantangan menulis oleh Prof. Eko, daaan beliau berhasil menaklukkan tantangan tersebut bahkan hasil karya beliau sudah terpajang di toko buku Gramedia, gimana gak hebat,. Tidak seperti malam sebelumnya saya begitu minder dengan materi juga nara sumbernya,, karena malam sebelumnya saya belum memahami aturan main dalam group, karena baru sorenya saya di cemplungkan om Jay ke group hihi, emang ikan ya kok d cemplungkan 🤣 dan fatalx lagi saya belum punya blog, sementara materinya tentang blog,. Nah sangat berbeda dengan malam ini saya termotivasi dengan kalimat pembuka bu Musiin, dimana beliau berhasil menaklukkan tantangan,begitu juga dengan saya dong, Insya Allah siap menaklukkan tantangan ke depan ( optimis boleh ya hehe).
Bu Musiin bercerita kalau menurut beliau Prof. Eko memperlakukan pesertanya ibarat chef yang memberikan besertanya banyak pilihan bahan masakan yang bisa diolah menjadi berbagai jenis hidangan,dan pilihan itu ada pada diri masing masing. Kita bisa nemulis sesuai hobby, kegemaran, kesukaan, cerita, sesuatu yang kita kuasai atau ,cintai , pengetahuan pengalaman dan keterampilan, semua pilihan ada pada kita masing masing. Masih menurut Prof. Eko , bahwa sejatinya setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan dan keterampilan, tergantung kita semua bias kita tulis dan dikeluarkan dalam bentuk buku, karya, arau hanya untuk kepentingan belajar mengajar di kelas atau bahkan hanya akan berakhir dalam bentuk obrolan atau cerita yang akan menguap dan tidak akan meninggalkan jejak keabadian, silahkan dipilih.Menurut bu Musiin pula bahwa sebelum menulis, seseorang perlu mengetahui apa alasannya ingin menjadi menulis, apakah ingin mewaruiskan karya melalui sebuah buku ? ( ini khayalan saya banget, semoga suatu hari nanti tercapai…aamiin) , apakah ingin memiliki buku karya sendiri yang dipajang di took buku baik online maupun offline ( in juga hayalan saya sejak kecil, mungkin karena menghayal gratis maka banya sekali hayalan masa kecil saya he he ) ataukah hanya sekedar mengembangkan profesi sebagai seorang guru, ini selaras dengan kutipan terkenal dari tokoh Islam Imam Ghazali dan penulis terkenal Pramoedya Ananta Toer yang menjadi penguat mengapa saya inngin menjadi penulis.
Materi belajar kita pada mala mini adalah tentang “ Menaklukkan Tantangan Menulis Buku Non Fiksi 7 Hari”. Dalam penulisannya buku non fiksi ada tiga pola yang pertama pola Hierarkis, adalah membuat tulisan yang di susun berdasarkan tahapannya, yaitu dari yang mudah ke sulit atausederhana ke rumit, pola kedua adalah Pola Prosedural yaitu melulis buku berdasarkan prosesnya, dan pola ke tiga menulis buku berdasarkan klasternya yaitu menulis secara point per point atau butir per butir, pola terakhir ini bias kita lihat pada buku kumpulan tulisan.
Untuk memudahkan kita dalam menulis sebuah buku ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan yaitu :
Pratulis
Pada tahap ini kita bisaa melakukan beberapa langkah diantaranya, menetukan tema tema bias ditentukan satu saja dalam sebuah buku), menemukan ide ( ide bias diperoleh dari pengalamn pribadi,pengalaman orang lain,berita di media massa, status orang di facebook atau twitter dan whatshapp serta instagram, bias dari hasil imajinasi kita pribadi, hasil mengamati lingkungan, hasil perenungan dan bias juga terinpirasi dari membaca buku). Dalam sebuah tulisan yang bagus tentunya harus ada referensi untuk memperkuat tulisan kita, referensi biasanya berupa data dan fakta, bisa dari pengetahuanyang kita peroleh secara formal, non formal atau informal , bias juga dari keterampilan, pengalaman hidup, penemuan dan bisa dari hasil pemikiran ). Merencanakan jenis tulisan, mengumpulkan bahan tulisan, bertukar pikiran, menyusun daftar, meriset , membuat mind mapping, dan menyusun kerangka tulisan, menulis draf (dalam menulis draf kita menuangkan konsep ke tulisan dengan prinsipbebas, tidak terlalu mementingkan kesempurnaan dan lebih kepada bagaimana ide dituliskan) , merevisi draf ( dalam merevisi draf, kita bias melakukan revisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian serta memeriksa gambaran besar dari naskah ) , menyunting naskah ( dalam menyunting naskah kita berdasarkan pada bahasa kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan merujuk pada ( KBBI dan PUEB, dengan memperhatikan ejaan,tata bahasa, diksi, data dan fakta serta legalitas dan norma ) dan menerbitkan buku.
Menulis tidak segampang berbicara, dalam perjalanan kita membuat sebuah tulisan akan muncul hambatan-hambatan seperti hambatan waktu, hambatam kreatifitas, hambatan teknis, hambatan tujuan serta yang paling berat adalah hambatan psikologis, tapi harapan saya semoga hambatan yg ada bisa terlewati dengan mulus hingga tujuan yang merupakan cita cita saya masa kecil dulu untuk menjadi seorang penulis yang bukunya akan terpajang di etalase toko buku terkenal tercapai, ( kita aamiinkan ya ) Aamin ya rabbal alamiin
Selain materi resmi yang disampaikan oleh nara sumber, pertanyaan dari peserta juga gak kalah hebatnya, dan itu semua melengkapi ilmu saya pada pelajaran mala mini. Sebagai closing statement nara sumber malam ini “ Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar”
Semangat, bu
BalasHapusMantap resumenya
Terimakaaih ibu Pipit karena sudah sudi mampir , mohon masukan dan sarannya ya bu 🙏
Hapus