Cara Membangun Mental dan Naluri Penulis

 

Muda dan sangat berbakat itulah pengantar yang disampaikan oleh moderator bu Aam tentang sosok nara sumber hari ini jumat 23 April 2021, yang merupakan pertemuan ke-9 untuk gelombang belajar menulis-18. Siapakah nara sumber hebat itu ? penasaran kan ? yuks simak tulisan saya selanjutnya.

Profil Nara Sumber

Ditta Widya Utami S.Pd.Gr adalah nama lengkap nara sumber hebat kali ini. Salah satu alumni menulis gelombang 7 dan sudah memiliki beberapa karya diantaranya tiga buku solo yang sudah cetak.

 


Rangkuman Materi Belajar Pertemuan-9

Mengawali penjelasannya bu Dita bahwa teknik menulis dan mental seorang penulis adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan dari seorang penulis.  Begitu pentingnya harus sejalan antara teknik menulis dan mental penulis itu bisa kita diibaratkan seperti jiwa dan raga dan keduanya harus sejalan agar penulis dan tulisannya bisa hidup.

Beberapa hal yang menyangkut materi untuk teknik menulis, seperti :

1.      Pemilihan kosa kata

2.      Pemahaman mengenai gagasan utama

3.      Cara membuat outline

4.      Cara membuat judul

5.      Jenis tulisan

6.      Teknik menulis sekali duduk

7.      dan sebagainya.

Adapun yang masuk ke dalam materi mental menulis adalah kondisi psikilogis dan batin si penulis itu sendiri. Mental seorang penulis bisa dibagi menjadi 5 yaitu :

1.      Mental untuk siap konsisten

Untuk menjadi penulis yang hebat harus disiapkan mental untuk tetap konsisten karena tidak mustahil di tengah jalan kita bisa saja menjadi bosan, nah mental seperti inilah yang harus tetap kita pertahankan agar tetap konsisten dalam menulis.

 

2.      Mental untuk siap dikritik

 

Saat mempublish tulisan kita harus menyadari bahwa tulisan kita sudah bukan milik kita lagi tapi sudah menjadi milik publik kita dan siap dikritik, kritik ini jenisnya ada dua, ada yang positif dan membangun dan ada yang bersifat negative menjatuhkan. Untuk menjadi penulis yang baik, kita harus legowo menerima kritik, untuk kritik yang baik seharusnya bisa menjadi cambuk bagi kita untuk lebih maju lagi, sedangkan kritik negatif apalagi yang sifatnya menyerang pribadi bukan mengomentari isi konten sebaiknya diabaikan saja.

 

3.      Mental untuk siap belajar dan berkembang

 

Dalam menulis terkadang dibutuhkan sikap masa bodoh dalam menghadapi kritikan terutama ketika mendapat kritik negatif, artinya jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati namun cukup dipahami untuk perbaikan kualitas cara penulis kita. Banyak cara agar kita bisa berkembang, misalnya melakukan riset seperti yang pernah dilakukan oleh Andrea Hirata, meperbanyak bacaan, bukan hanya memiliki  minat baca membaca tapi harus memiliki daya baca seperti penulis Asma Nadia yang bisa membaca tiga buku dalam seminggu, wah luar biasa.

 

4.      Mental untuk siap di tolak

 

Ketika kita punya karya yang sudah siap, sudah direvisi dan lalu dikirim ke penerbit namun tulisan ditolak kita harus siap mental dan jangan menyerah, coba lagi, perbaiki lagi, hingga tulisan kita bisa diterima dan kita menemukan pembaca setia kita. Hal seperti ini juga pernah dialami oleh beberapa penulis terkenal. So jangan berputus asa ya dan gali terus kemampuan menulisnya.

 

5.      Mental untuk siap menjadi “unik”

Penulis harus unik, memiliki ciri khas sendiri, hingga ketika seorang menyebut nama kita orang akan membayangkan tulisan kita, seperti sifat unik yang dimiliki oleh penulis terkenal, sebut saja Raditya Dhika dan lain-lain, atau di lingkungan kita sendiri dalam group belajar seperti tulisan Om Jay yang tulisannya selalu enak dibaca dan gak membuat kita bosan, atau tulisan bu Kanjeng yang tulisannya serasa kita mengalami sendiri apa yang ditulis beliau.



Selanjutnya tulisan yang baik adalah tulisan yang dihasilkan dengan keseimbangan mental penulis dan teknik menulis yang baik. Berdasarkan hal tersebut kita jadi mengetahui tipe penulis. Berikut adalah tipe penulis :

1.      Dying writer

Adalah jenis penulis secara teknik lemah juga secara mental. Contohnya mau mengikuti pelatihan menulis namun dilaksanakan dengan setengah hati, bisa juga penulis yang tidak mau membuat karya, ini bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti lemah secara teknik, susah dapat ide dan sebagainya.

 

2.      Dead man

Penulis seperti ini adalah jenis penulis yang tulisannya hanya tersimpan di diary atau dalam folder laptop, di gawai namun tidak pernah dipublish. Hal itu bisa disebabkan bukan karena tidak tahu teknil tapi karena masih malu dan belum siap dikritik.

 


3.      Sick people

Penulis tipe ini adalah kebalikan tipe Dead man, walaupun secara teknik menulis masih lemah namun secara mebtal sudah berani mempublish tulisannya, dan tentunya siap dikritik.

 


4.      Alive

Tipe terakhir ini adalah tipe terbaik dari tipe penulis karena penulis tipe ini adalah penulis yang tulisannya hidup dan terus berkarya. Ciri kentara dari penulis Alive adalah juara lomba menulis, bukunya tembus jurnal nasional , diterima media massa dan lain-lain.

Sebagai penulis pemula tidak perlu takut menulis, menulislah dan teruslah menulis. Teknik menulis akan baik jika terus dilatih, dipublish dan dibaca oleh orang lain. Seiring itu tentunya yang paling penting kalau kita harus terus meningkatkan teknik maupun mental menulis kita dengan seringnya membaca dan membaca karya orang lain .

Naluri Penulis

Menulis bagi penulis sejati selalu berangkat dari keresahannya, lalu dibuatlah tulisan, tulisannya bisa mengubah orang-orang, bahkan bisa mengubah dunia. Penulis yang memiliki naluri penulis yang baik akan selalu mengoptimalkan seluruh indranya untuk menghasilkan karyanya, kalau saya pinjam istilah bu Kanjeng, “peka terhadap sekitarnya”. Untuk itu mari kenali diri  juga lingkungan kita, karena kepekaan itulah yang akan mengasah naluri penulis kita.

 

Tips Mengelolah Mental Menulis

Materi kali ini padat dan daging semua, mara sumbernya terlihat ee terbaca mampu membangkitkan semangat dan mental peserta dengan baik, semoga peserta yang tadinya belum berani atau malu-malu, takut dikritik menjadi lebih percaya diri.

Tidak terasa waktu mengantarkan kita ke akhir materi sebagai closing statement bu Ditta menyampaikan kitipan seorang Kompasianer “ Menulis dan teruslah menulis, karena tulisanmu sebenarnya adalah bentuk asahan dari nalurimu”.  Terimakasih bu Dita atas ilmunya, Insya Allah bermanfaat dalam mengasah kemampuan menulis saya.

 

Selamat berkarya, Salam Guru Blogger Indonesia

Tanggal pertemuan      : 23 April 2021

Resume ke                   : 19

Gelombang                  : 18

Tema                           : Mental dan Naluri Penulis

Nara sumber                : Ditta Widya Utami S.Pg.Gr

Moderator                   : Aam Nurhasanah S.Pd

Peresume                     : Sri Hartati S.Pd.SD

 

 

 

 

 

 

                                               

 


Komentar

  1. Mantap ibu....komplit resume nya....πŸ‘πŸ˜Š

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bu Weni yang selali setia mampirπŸ™

      Hapus
  2. Mantaappp ... Tinggal perbaiki beberapa typo saja. Semangatttt πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»

    BalasHapus
  3. Waaah mangap sekali tulisan ibu, sangat sangat lengkapπŸ‘πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantun Pendidikan. Oleh: Sri Hartati Said

Hadiah Terindah di Akhir Tahun 2021 dan Awal Tahun 2022